
Www.BeritaNomorSatu.Com
Bersuara Tanpa Batas
Bone || Sul Sel ||
Dalam perjalanan kehidupan berbangsa, kritik ibarat angin yang meniupkan kesadaran; ia tidak menabrak, tetapi mengingatkan hati agar tetap lurus dan teguh.
Pemerintah, sebagai pengemban amanah, sering berjalan di jalan penuh liku, menimbang antara kebutuhan rakyat, keterbatasan waktu, dan aturan yang menjerat.
Kesalahan atau keterlambatan bukanlah hinaan, melainkan panggilan untuk refleksi dan Penyempurnaan.
Sementara itu, masyarakat yang mengkritik adalah cermin yang memantulkan bayangan ketidaksempurnaan.
Jika kritik disampaikan dengan hati yang jernih, kata yang lembut, dan niat yang murni, ia akan menjadi cahaya, bukan bara yang membakar.
Kritik yang santun adalah doa dalam bentuk kata, yang menuntun pada perbaikan tanpa menimbulkan luka.
Keseimbangan tercipta ketika pengemban amanah mau mendengar tanpa ego, dan pengkritik menyampaikan pandangan tanpa amarah.
Kritik menjadi doa yang menguatkan, dan amanah menjadi ladang amal yang dirawat dengan kebijaksanaan. **).


